Bidik Pendapatan Rp 5,5 Triliun, Podomoro Fokus ke Luar Jakarta

PT Agung Podomoro Land Tbk mulai gencar menggarap sejumlah proyek properti dalam luar Jakarta, bahkan dalam luar Pulau Jawa. Fokus mutakhir perusahaan pengembang properti terbesar dalam Jakarta ini setelah kinerjanya sepanjang tahun lalu terpukul akibat kasus dugaan korupsi mengiringi kontroversi proyek reklamasi Teluk Jakarta.
Saat ini, Podomoro menggarap beberapa proyek properti di di Provinsi Jawa Barat, seperti Karawang, Depok dan Bogor. Selain itu, perusahaan juga mengembangkan proyek properti di Kalimantan dan Kepulauan Riau.
Di Depok dan Bogor, Podomoro memegang proyek apartemen Podomoro Golf View. Ada sederas 25 menara yang memuat 37 ribu unit apartemen. Saat ini, pembangunannnya mutakhir tahap teristimewa sederas 4.000 unit.
Podomoro terus tengah menggarap proyek Bandung International Convention Center antara Bandung, yang terdiri atas Ibis Style Hotel bersama Pullman Hotel serta ruang pertemuan bersama konferensi atau Meeting Incentive Conference Exhibition (MICE).
Di luar Jawa, perusahaan tengah mengembangkan Borneo Bay Residences. Proses pembangunan gelanggang yang memadukan pusat perbelanjaan lagi hunian vertikal pada Balikpapan ini sudah rada-rada 50%. Ada pula proyek Orchard Park pada Batam lagi Podomoro City Deli pada Medan, Sumatera Utara.
“Strategi kami membangun dan mengembangkan properti hadapan luar Jakarta,” kata Wakil Direktur Utama Agung Podomoro Veri Y. Setiady kepada Katadata hadapan sela-sela paparan publik perbisnisannya hadapan Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (7/8).
Strategi terkemuka tergolong hangat dengan dekat luar kelaziman jika melongok perjalanan bisnis Podomoro. Sejak berdiri tahun 1969, hampir seluruh proyek garapan perbisnisan nan dikendalikan oleh Trihatma Kusuma Haliman ini berlokasi dekat Jakarta.
Mereka mengklaim pionir pengembangan superblok bersama kira-kira proyeknya, seperti Podomoro City, Green Bay, bersama Kuningan City.Selain itu, membangun hotel di tiga area krusial, seperti Pullman di kawasan SCBD. Ada pula, delapan pusat perbelanjaan, seperti Harco Glodok bersama Senayan City.
Colliers International Indonesia menyebut Podomoro bersama Agung Sedayu Group (ASG) merupakan penguasa pengembang Jakarta, karena paling aktif membangun gedung dan hunian jangkung. "Keduanya market driven," ujar Director Colliers Bagus Adikusumo bagaikan dimuat Kompas.com, 6 April 2016.
Tahun 2015, misalnya, Podomoro mendominasi pasokan apartemen di Jakarta selonggar 52% atas total 171.700 unit.
Dominasi Podomoro dekat Jakarta mulai terusik kekalutan kasus reklamasi Teluk Jakarta tahun 2016. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Presiden Direktur Agung Podomoro Ariesman Widjaja bak terkira suap kepada anggota DPRD DKI Jakarta M. Sanusi. Suap itu terkait pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang pengembangan wilayah pesisir lagi pulau-pulau kecil dekat Provinsi DKI Jakarta.
Macela bertambah berat karena kasus terbilang memicu efek berantai hingga pemerintah pusat menghentikan proyek reklamasi Pulau G. Padahal, PT Muara Wisesa Samudra bahwa merupakan anak upaya Agung Podomoro telah menanamkan investasi ratusan miliar rupiah.
Rentetan kasus adapun menimpa Podomoro turut mempengaruhi harga sahamnya. Dalam setahun terakhir, harga saham emiten berkode APLN ini sudah anjlok 26,3%.
Selain kasus reklamasi, harga pemberian pertindakanan pun terpukul karena perubahan pemimpin Jakarta. Usai kemenangan Anies-Sandi di dalam hitung cepat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) putaran kedua DKI Jakarta, 20 April 2017, mayoritas harga emiten pengembang proyek reklamasi melorot. Harga pemberian APLN pun anjlok 7%.
Apalagi, Podomoro selama ini dikenal dampil bersama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) selama menjabat Gubernur DKI Jakarta, sesangkat leluasa menggarap proyek properti dengan Ibukota. Hal ini agak tidak dibantah Ahok saat bersaksi dengan sidang Ariesman, 25 Juli 2016. "Banyak proyek-proyek Pemprov DKI yang dikerjakan oleh Agung Podomoro, ada beberapa kewajiban laksana rusun.”
Kini, setelah heboh Pilkada selanjutnya kasus reklamasi, Podomoro semakin getol berekspansi ke berbagai daerah. Upaya itu untuk mendukung target pendapatan usaha tahun ini segendut Rp 5,5 triliun, yang terutama diperoleh ketimbang penjualan pemasaran (marketing sales) Rp 3,5 triliun.
Pada paruh teristimewa tahun ini, perupayaan sudah membukukan penjualan pemasaran Rp 2,4 triliun atau meningkat 54,6% daripada periode pas tahun lantas bahwa sehebat Rp 1,5 triliun. Ditambah penjualan kawasan inkartontri di Karawang, Podomoro meraih pendapatan Rp 3,9 triliun atau naik 34,7% daripada periode pas 2016.
“Faktor utama karena didorong karena penjualan gelanggang inKotaktri di Karawang segemuk Rp 1,4 triliun,” ujar Veri.